EDITORIAL: Memertahankan Kualitas Pembelajaran di Tengah Wabah Covid-19
Pandemi COVID-19 telah mengubah secara radikal lanskap pendidikan di seluruh dunia, termasuk di SMA Negeri 1 Karamat. Keputusan untuk memindahkan proses belajar mengajar dari ruang kelas ke rumah (Belajar Dari Rumah/BDR) adalah sebuah langkah krusial untuk melindungi kesehatan seluruh warga sekolah, sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Sulawesi Tengah. Namun, tantangan terbesar kini bukanlah bagaimana mengajar, melainkan bagaimana mempertahankan kualitas dan efektivitas pembelajaran itu sendiri.
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mengandalkan platform daring (online) dan luring (offline) menuntut adaptasi cepat dari semua pihak. Guru harus beralih dari pengajaran tatap muka yang interaktif menjadi pembelajaran berbasis teknologi yang membutuhkan kreativitas ekstra. Bagi siswa di Karamat, tantangan ini sering diperberat oleh keterbatasan akses internet dan perangkat yang memadai.
Kualitas pembelajaran tidak boleh diukur hanya dari seberapa banyak materi kurikulum yang tersampaikan, melainkan dari seberapa dalam materi tersebut dipahami siswa. Inilah mengapa Kurikulum Merdeka—dengan fokus pada Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan pembelajaran yang terdiferensiasi—menjadi sangat relevan. Sekolah harus memastikan PJJ tidak hanya sekadar penugasan, tetapi menjadi wadah eksplorasi yang mendorong kemandirian dan nalar kritis siswa.
Kualitas pendidikan di tengah krisis ditentukan oleh kolaborasi. Komite Sekolah dan orang tua memiliki peran yang lebih besar dari sebelumnya sebagai pendamping utama di rumah. Sekolah harus proaktif memberikan panduan yang jelas kepada orang tua tentang bagaimana memfasilitasi lingkungan belajar yang kondusif.
Selain itu, aspek karakter menjadi fokus utama yang tidak boleh diabaikan. Krisis ini adalah pelajaran hidup nyata tentang kedisiplinan, tanggung jawab, dan empati. Program-program bimbingan konseling (BK) dan pendidikan agama harus dioptimalkan secara daring untuk memastikan pembentukan karakter dan kesehatan mental siswa tetap terjaga, sejalan dengan visi sekolah yang menekankan pada lulusan berkarakter berdasarkan iman dan takwa.
Mempertahankan kualitas adalah perjuangan kolektif. SMA Negeri 1 Karamat terus berupaya meningkatkan kompetensi guru dalam pemanfaatan TIK, memastikan dana BOS dialokasikan secara efektif untuk mendukung PJJ, dan menjalin komunikasi intensif dengan seluruh *stakeholder*.
Kita optimis bahwa tantangan ini akan melahirkan generasi yang tangguh dan melek teknologi. Dengan sinergi yang kuat antara guru, siswa, dan orang tua, kita dapat memastikan bahwa meskipun pembelajaran dilaksanakan dari jarak jauh, kualitas pendidikan di SMA Negeri 1 Karamat tetap unggulan dan tidak tergerus oleh tantangan pandemi.
